Selasa, 22 November 2011

PEMATANGAN MEMOTRET(TEKNIK MEMOTRET)

TEKNIK MEMOTRET

Menurut buku Foto Jurnalistik, teknik memotret adalah suatu cara dalam memotret setelah diketahui bagaimana tahapan memotret.

Mari kita bahas sedikit tentang tahapan memotret sebelum kita membahas tentang teknik memotret. Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan sebelum kita mulai memotret, yaitu komposisi, fokus, kecepatan dan diafragma. Keempat tahap ini penting diperhatikan pada saat memotret untuk dapat menghasilkan foto yang baik secara teknik.

TAHAPAN DALAM MEMOTRET

Komposisi diatur dengan memilih point of interest dari suatu objek. Point of interest adalah sesuatu yang paling menonjol dalam sebuah objek foto. Komposisi menempati urutan pertama yang harus diperhatikan dalam tahapan memotret. Ini karena pengaturan komposisi foto hanya dapat diatur oleh fotografer sendiri dan tidak bisa digantikan oleh kamera. Ini berbeda dengan fungsi yang lain seperti fokus, kecepatan dan diafragma. Pada kamera otomatis, ketiga hal ini dapat digantikan oleh kamera.

Setelah mengatur komposisi, kita harus mengatur fokus dari objek yang akan kita foto. Point of interest adalah hal utama yang harus difokuskan. Focusing bisa dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa atau mengatur jarak kamera dengan objek foto.

Tahap selanjutnya adalah pengaturan kecepatan. Maksud dari kecepatan ini adalah gerakan tirai yang membuka-menutup sesuai angka yang dipilih tombol kecepatan. Semakin cepat gerakan membuka dan menutup tirai maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Sedangkan jika gerakannya semakin lambat maka semakin banyak cahaya yang masuk. Semakin cepat atau lambatnya gerakan tirai ini ditunjukan pada angka-angka yang terdapat pada kamera.

Diafragma sering juga disebut bukaan lensa. Inilah hal terakhir dalam tahapan memotret. Last but not least, karena pengaturan diafragma juga penting agar dapat menghasilkan foto yang baik. Teorinya hampir sama dengan kecepatan yang memakai prinsip bola mata manusia. Semakin kecil bukaan lensa maka semakin sedikit cahaya yang masuk dan begitu pula sebaliknya.

Namun ada sedikit perbedaaan antara diafragma dan kecepatan. Angka yang ditunjukkan pada kamera berbanding terbalik dengan besarnya bukaan. Jadi semakin kecil angka yang ditunjukkan maka semakin besar bukaan lensanya. Sedangkan semakin besar angkanya maka semakin kecil bukaan lensanya.

Selain banyak sedikitnya cahaya, depth of field atau ruang tajam juga dapat diatur melalui diafragma ini. Teori ruang tajam adalah, semakin besar bukaan lensa maka semakin sempit ruang tajam atau objek yang dapat difokus. Sedangkan semakin kecil bukaan lensa maka semakin luas ruang tajam dari objek foto. Contoh penggunaan ruang tajam yang sempir adalah ketika kita ingin membuat foto wajah seseorang. Yang terlihat tajam hanya wajahnya saja, sedangkan backgroundnya tidak tajam.

KEMBALI KE TEKNIK MEMOTRET

Setelah kita mengetahui tentang tahapan memotret maka kita akan melanjutkan pembahasan tentang teknik memotret. sebenarnya ada banyak teknik dalam memotret. namun kita akan memfokuskan pembahasan kita pada teknik-teknik yang paling sering dipakai.

Yang pertama adalah freeze yaitu teknik meemotert pada objek yang bergerak dengan seolah-olah menghentikan objek yang bergerak itu. Teknik ini menggunakan kecepatan yang tinggi sehingga objek seolah-olah membeku. Biasanya teknik ini digunakan untuk memotret kegiatan olah raga seperti sepak bola dan balap motor.

Adapun teknik panning yang, bisa dikatakan, kebalikan dari teknik freeze. Pada teknik ini, sebuah foto dimaksudkan untuk menampilkan efek gerak pada objek yang bergerak. Efek gerak ditampilkan pada bagian background dari foto. Teknik ini dilakukan dengan cara menggerakan kamera sealur dengan arah bergeraknya objek. Untuk melakukan teknik ini, dibutuhkan alat bantu kamera berupa tripod. Selain agar background yang dihasilkan tidak kacau, teknik ini mengharuskan penggunaan low speed yang keduanya mengharuskan kamera tidak banyak goyang.

Teknik selanjutnya adalah zooming yaitu adalah teknik memotret untuk menghasilkan foto dengan efek objek seperti menjauh/mendekat ke kamera. Pada saat tombol shutter ditekan, ring zoom digerakkan menjauh atau mendekat untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Seperti halnya teknik panning, kecepatan rendah dibutuhkan dalam menggunakan teknik ini agar kita memiliki cukup waktu untuk memutar ring zoom.

Jika pada teknik panning dan zooming membutuhkan low speed, maka adapun teknik yang memungkinkan kita untuk mengatur kecepatan gerak buka-tutup tirai rana. Teknik ini dinamakan teknik bulb. Biasanya teknik ini digunakan untuk memotret pada kondisi yang minim cahaya seperti pada malam hari. Disaat prioritas speed tidak dapat membantu untuk mendapatkan pencahayaan normal, maka digunakanlah teknik ini.

Teknik lain adalah double/multiple exposure. Teknik ini merupakan teknik yang cukup menarik karena menghasilkan gambar yang unik. Dalam satu frame foto kita dapat menghasilkan foto orang yang sama dengan pose yang berbeda. Untuk menghasilkan foto ini dianjurkan menggunakan tripod agar foto yang dihasilkan tidak goyang. Sebaiknya memilih background gelap atau hitam agar penumpukan objek foto bagus dan tidak kacau.

Makro adalah sebuah teknik fotografi yang memungkinkan kita untuk memotret sebuah objek dari jarang yang sangat dekat. Biasanya pemotretan jarak dekat ini dimaksudkan untuk mendapatkan detail dan tekstur dari sebuah objek. Teknik ini membutuhkan lensa khusus. Akan tetapi jika kita tidak mempunyai lensa khusus makro, kita dapat menyiasatinya dengan menggunakan lensa standar kamera kita secara terbalik. Dan tentu saja itu akan lebih sulit ketimbang menggunakan lensa makro.

Teknik menarik lain adalah siluet. Teknik ini menempatkan sumber cahaya berada tepat dibalik objek. Dengan demikian objeknya akan terlihat gelap. Pengaturan kecepatan dan diafragma tergantung dari cahaya yang ada waktu memotretan berlangsung. Dibutuhkan ketepatan dalam mengatur kecepatan dan diafragma sehingga objek yang direkam memiliki kontur dan ketajaman yang tepat.

Penguasaan tahapan serta teknik memotret merupakan hal yang penting bagi seorang fotografer. Ini tentu saja harus dimulai dengan mengenal kamera yang akan kita gunakan untuk memotret. Karena dengan mengenali kamera yang kita gunakan, kita dapat menggunakan fasilitasnya dengan baik sehingga menghasilkan foto dengan teknik yang sempurna.

PENGKONSEPAN FOTO

Konsep dalam fotografi adalah a general statement of the idea behind a photograph (pernyataan suatu ide dalam sebuah foto). Pernyataan tersebut bisa dilihat dari objek sebuah foto ataupun teknik yang digunakan dalam mengambil foto.

Foto dapat dikatakan bagus jika konsep yang telah disusun oleh fotografer dapat dipahami oleh individu yang melihat foto itu. Ini merujuk pada prinsip komunikasi. Sebuah komunikasi dinyatakan efektif jika pesan dari dari komunikator dapat sampai pada komunikan dan diartikan sama dengan maksud dari komunikator itu sendiri. Ini karena memang kegiatan fotografi sendiri adalah sebuah proses komunikasi.

Maka dari itu pematangan sebuah konsep sangat diperlukan sebelum memotret sebuah objek. Dengan mematangkan ide terlebih dahulu, kita dapat mengetahui objek apa yang akan kita potret dan teknik apa yang kita gunakan sehingga dapat menguatkan pesan pada objek itu. Dan juga kita dapat mengetahui alat-alat bantu fotografi apa yang kita butuhkan untuk memotret.

Banyak foto yang dibuat dengan konsep yang cukup sederhana sehingga orang dapat dengan seketika menangkap pesan dalam foto tersebut. Namun adapaun foto yang membutuhkan pemikiran yang mendalam sebelum kita dapat menangkap pesan yang tersirat pada foto itu.

Dalam foto Komersial dan foto Jurnalistik, pesan yang kita tangkap cenderung cukup mudah. Karena jika tidak begitu maka produk (dalam foto komersial) atau berita (dalam foto jurnalistik) tidak dapat ditangkap oleh penikmat foto. Ini kemudian berpengaruh pada keberhasilan produk atau berita itu dijual.

Sedangkan pada foto Fine Art, pemaknaan foto cenderung membutuhkan pemikiran yang lebih mendalam. Karena dengan melihat objek atau teknik pemotretannya tidak cukup untuk menginterpretasi foto itu sendiri. Kadang saking sulitnya, para penikmat foto jenis ini membutuhkan bantuan sang fotografer untuk menginterpretasikan foto itu.

Ada beberapa pendapat tentang bagaimana mengkonsep sebuah foto. Ada pendapat bahwa jauh sebelum kita memotret, kita harus menyiapkan sebuah konsep yang matang. Ini memudahkan kita dalam memilih objek foto dan menggunakan teknik apa dalam foto tersebut. Selain itu dengan konsep yang matang, foto yang kita hasilkan bisa memiliki pesan yang cukup kuat.

Namun ada beberapa fotografer yang berpendapat bahwa konsep bisa saja muncul beberapa detik sebelum kita menekan tombol shutter pada kamera. Karena tentu pada saat itu kita berpikir bagaimana membingkai suatu objek. Dan disitulah pengkonsepan foto terjadi.

Jika melihat kedua pendapat ini, maka kita bisa menyimpulkan bahwa ada dua macam pengkonsepan. Yang pertama adalah pengkonsepan secara spontan yaitu pengkonsepan yang dilakukan sesaat sebelum tombol shutter ditekan. Yang kedua adalah pengkonsepan yang membutuhkan waktu yang cukup lama.

Biasanya untuk menghasilkan foto Komersial dan foto Fine Art diperlukan pengkonsepan yang cukup lama. Ide untuk menghasilkan foto-foto jenis ini memang harus digodok secara matang sebelum kemudian dieksekusi.

Foto komersial biasanya objeknya berupa sebuah barang atau jasa yang akan dipasarkan. Penggodokan konsep yang matang sangat diperlukan dalam membuat foto jenis ini.� Karena nantinya foto Komersial adalah media komunikasi produsen yang didalam foto tersebut strategi yang efektif dalam memasarkan sebuah produk.

Sedangkan pada karya foto Fine Art penggodokan konsep sangat diperlukan agar idealisme fotografer dapat tertuang dalam sebuah foto. Karena pemaknaan foto fine art sendiri perlu pemikiran yang mendalam, maka tentu saja awal lahirnya konsep itu sendiri membutuhkan pemikiran yang cukup mendalam pula.

Pengkonsepan dalam foto Jurnalistik, berbeda dengan foto Fine art atau Komersial. Dalam membuat foto jurnalistik tidak memerlukan proses pengkonsepan yang lama. Namun bukan berarti foto ini tidak butuh konsep. Meskipun kesannya spontan, akan tetapi konsep sangat perlu diperlukan untuk menghasilkan foto Jurnalistik agar nantinya dapat menghasilkan �foto yang bercerita�.

Beberapa orang menganggap bahwa konsep dalam memotret tidak wajib dibuat. Mereka menganggap bahwa konsep bisa dibuat atau bisa juga ditinggalkan. Karena menurut mereka dengan membuat konsep terlebih dahulu, dapat mempersempit ruang gerak dan kreatifitas mereka. Sehingga mereka tidak punya kesempatan untuk berkreasi. Mereka menganggap insting adalah yang paling penting. Karena dengan insting yang tajam, mereka dapat dengan mudah menemukan objek yang menarik untuk dipotret.

Namun apa yang tidak disadari adalah, sebuah konsep muncul dengan sendirinya dalam diri seorang fotografer sesaat setelah ia berniat untuk memotret. Konsep muncul tanpa kita sadari. Disaat kita menentukan kemana kita akan memotret, kamera apa yang akan kita pakai, kapan kita akan pergi dan pertimbangan lain, disaat itulah kita mengkonsep.

Konsep dalam fotografi sendiri adalah ide yang kita tuangkan dalam sebuah foto. Maka tidaklah mungkin kita dapat menghasilkan sebuah karya foto, terlepas itu baik taupun tidak, tanpa sebuah konsep. Karena tanpa konsep maka sebuah karya foto tidak akan dapat tercipta. Betul tidak?

MANA YANG LEBIH PENTING?

Ada banyak hal yang dijadikan perdebatan oleh para pencinta fotografi. Salah satu perdebatan yang menarik adalah yang mana yang lebih penting, penguasaan teknik atau pengkonsepan yang baik dalam menghasilkan sebuah karya foto.

Sedikit ringkasan dari apa yang sudah dijelaskan sebelumnya, teknik fotografi adalah cara dalam memotret sebuah objek. Adapun teknik-teknik yang sering digunakan yaitu freeze, panning, zooming, bulb, double/multiple exposure, makro dan siluet. Sedangkan konsep fotografi adalah ide yang terkandung dalam sebuah foto. Tanpa konsep kita tidak akan dapat menghasilkan sebuah karya foto, terlepas dari apakah karya foto itu baik atau tidak. Konsep akan muncul dengan sendirinya dalam diri seorang fotografer ketika ia memutuskan untuk memotret.

Etika dan estetika merupakan hal yang wajib diperhatikan dalam menghasilkan sebuah karya. Tak terkecuali juga dalam menghasilkan karya fotografi. Etika terwakilkan pada teknik fotografi. Ketika teknik fotografi sudah dikuasai maka seorang fotografer sudah dapat menghasilkan foto yang baik yaitu foto yang sesuai dengan etika ilmu fotografi itu sendiri. Sedangkan konsep akan melahirkan estetika atau keindahan dari sebuah karya seni. Jika foto tersebut memiliki konsep yang menarik dan dapat tersampaikan pada penikmat foto maka foto tersebut bisa dikatakan sebagai foto yang indah atau memiliki estetika.

Lantas muncul pertanyaan manakah yang lebih penting antara konsep dan teknik, maka jawabannya adalah konsep. Mengapa konsep? Karena dengan konsep, pesan dalam foto yang ingin disampaikan oleh fotografer dapat ditangkap dengan baik oleh orang yang melihat foto itu. Foto tersebut dapat berbicara banyak dan memiliki kandungan pesan yang kuat.

Seperti yang disinggung sebelumnya, bahwa kegiatan fotografi adalah suatu proses komunikasi. Pesan dari komunikator akan tersampaikan dengan baik kepada komunikator manakala komunikator jeli memilih saluran penyampai pesan dan bagaimana pesan itu dikemas. Jika komunikator jeli membaca komunikan maka ia akan muncul dengan strategi komunikasi yang baik sehingga pesan dapat sampai. Seperti inilah pengkonsepan dalam fotografi.

Teknik dari fotografi sendiri sebenarnya masuk dalam pengkonsepan. Dengan mengkonsep kita akan memilih teknik apa yang akan kita gunakan. Pemilihan teknik ini sama dengan memilih strategi yang baik agar maksud komunikator dapat tersampaikan pada komunikan pada proses komunikasi. Dengan memilih teknik yang tepat maka semakin kuat pesan dalam foto yang dihasilkan.

Konsep sangat penting karena dengan pengkonsepan yang baik maka foto tersebut dapat berbicara atau bercerita. Foto yang kurang terkonsep maka akan� datar atau terkesan tidak memiliki pesan meskipun sudah secara teknik sudah baik.

Lantas jika seorang pemula ingin mempelajari ilmu fotografi, mana yang harus ia pelajari terlebih dahulu? Meskipun konsep lebih penting, dalam tahap pemula sebaiknya teknik dipelajari lebih dulu. Dengan begini, konsep yang dimiliki dapat tersalurkan dalam sebuah karya fotografi. Jika seorang pemula mempelajari konsep terlebih dahulu maka dikhawatirkan akan tersesat tataran pengkonsepan saja. Dan tidak dapat berkarya karena tidak melakukan eksekusi akibat kurangnya pengetahuan tentang teknik fotografi.

Belajar haruslah bertahap. Tidak terkecuali belajar fotografi. Tahapan awal adalah mengenal teknik fotografi sehingga kita dapat memahami kemampuan dari kamera kita. Setelah itulah baru kita mempelajari cara mengkonsep yang baik karena dengan itu kita dapat menghasilkan karya fotografi yang baik sekaligus indah.

COPAS mitrakamera.com

Senin, 21 November 2011

TEKNIK DASAR FOTOGRAFI

Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya berbeda-beda bagi setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang dapat dijadikan acuan. Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus) dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.

A. FOKUS
Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek dengan lensa.

B. EKSPOSURE
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under exposed).

Bukaan Diafragma (apperture)
Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk.

Hubungan antara angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik.
"Semakin besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang masuk semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar bukaan diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."

Kecepatan Rana (shutter speed)
Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja rana seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika shutter release tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat shutter release ditekan, maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga cahaya dapat masuk dan menyinari film.
Ukuran kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/1 detik. Angka 2000 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B (Bulb) berarti kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release ditekan)

Hubungan antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah berbanding lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka dan menutup, maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil angkanya, berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, maka semakin banyak cahaya yang masuk"

Kepekaan Film (ISO)
Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut, sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100 lebih banyak membutuhkan cahaya daripada ASA 400.

copas : mitrakamera.com

Mengirim Naskah Skenario ke Production House

Tahap-tahap “penjualan” skenario yang udah dibuat sebenarnya hampir sama dengan naskah novel. Kita mengirimkan skenario ke Production House (PH), diproses, dan kalo diterima ya siap-siap dihubungi. Langkah-langkahnya:

1. Siapkan print-out SKENARIO yang disertai dengan SINOPSIS GLOBAL, DAFTAR KARAKTER, JENIS CERITA, DURASI (WAKTU), dan SEGMEN PENONTON. Nilai lebih cerita yang kita punya dari film-film atau sinetron yang sudah ada juga harus dicantumin dong. Siapin juga BIODATA SINGKAT, ALAMAT dan NOMOR TELEPON yang bisa dihubungi. Kalo ada yang udah pernah ngirim skenario ke PH lain dan udah pernah tayang, cantumin di biodata judul karya, tanggal tayang bioskop, atau di stasiun televisi mana pernah ditayangin. Kalo ada data rating, penghargaan, atau prestasi tertentu juga cantumin sekalian. Jelas ini nilai lebih di mata produser.
2. Kalo dikirim lewat pos, pastikan kolom isian buat pengirim dan penerima benar, supaya kalo terjadi sesuatu dengan naskah yang udah dibuat bisa dilacak.
3. Kalo ada yang menyerahkan naskah langsung ke PH, minta tanda bukti penyerahan naskah dan tanyakan kepada siapa kita harus mengurus follow up naskah dan berapa lama akan dikabari. Biasanya lebih kurang 3-6 bulan. Makin besar PH yang dituju, makin lama pula waktu untuk menerima kabar.
4. Buat yang baru mau nyoba ngirim, gue ga saranin lewat e-mail, karena kemungkinan dibacanya kecil banget.
5. Jika sudah tiga bulan naskah dikirim dan belum ada kabar, tanya. Ada yang udah tiga bulan naskah masih belum disentuh, karena PH urusannya bukan cuma nyortir naskah.
6. Alamat PH bisa dicari di internet. Nih beberapa alamat:

* KALYANA SHIRA FILM: Jl. Bunga Mawar No. 9 Cipete, Jakarta Selatan 12410; Telp 021 7503223, 021 7503225
* MULTIVISION PLUS: Jl. KH. Hasyim Ashari Kav 125 B Blok C2 No 30-34; Kompleks Perkantoran Roxy Mas; Telp 021 6335050 hunting; Jakarta 10150
* MILES PRODUCTION: Jl. Pangeran Antasari No. 17 Cipete, Jakarta Selatan 12410; Telp 021 7500503, 021 7500739
* MD PRODUCTION: Jl. Tanah Abang III/23A; Telp 021 3451777; Jakarta 10160
* RAPI FILM: Jl. Cikini No 7; Telp 021 3857175; Jakarta Pusat
* SALTO PRODUCTION: Jl. Sultan Syahrir No. 1C, Menteng, Jakarta Pusat; Telp 021 31925115
* SINEMART: Jl. Raya Kebayoran Lama No. 17 D; Telp 021 5309228; Jakarta Selatan
* SORAYA INTERCINE FILM: Jl. Wahid Hasyim 3 Menteng; Telp 021 39837555; Jakarta 10340

7. Sabar.
Kita bisa aja ngirim satu cerita yang sama ke beberapa PH sekaligus, tapi selain dibilang kurang etis, repot juga kalo skenario super-keren kita punya itu tiba-tiba di follow up tiga PH sekaligus. Repot kan? Repot lah.

Kita nggak mesti kenal Raam atau Manoj supaya skenario kita lolos dan di follow up. Selama skenario kita keren (di mata mereka), maka kemungkinannya akan selalu besar. But I gotta say this as in my other posts: jangan membodohi masyarakat dengan cerita yang nggak ada otaknya. Jangan jual diri pada ketololan.

PENGETAHUAN DASAR AKTING

PENGETAHUAN DASAR AKTING
PENGANTAR KATA
Tulisan ini untuk yang mau belajar acting, sengaja ditulis sangat sederhana dengan maksud agar mudah dipelajari oleh orang awam sekalipun.
Namun begitu tulisan ini akan jadi sia-sia kalau anda tidak melatih nya, dan disarankan kepada calon-calon actor untuk banyak ber tanya, banyak membaca, banyak menonton, dan banyak LATIHAN.
Terkait dengan acara pelatihan Komedian, pengetahuan dasar AKTING inipun sangatlah relevan untuk dipelajari bagi peserta latih karena seorang Komedian juga adalah actor yang dituntut dapat berakting baik.
Setelah anda membaca tulisan ini, maka anda sudah harus siap me nerima peran apapun yang diberikan Produser/Sutradara.
Untuk memainkan peran dengan baik anda harus bersikap pasrah menerima serta mencintai peran tersebut tidak boleh ada penolak an dalam hati apalagi membencinya, karena ketika anda membenci peran yang akan dimainkan, maka akan timbul jarak antara anda de ngan peran itu, akibatnya anda akan bermain buruk, tidak hidup.
Akting adalah menghidupkan sebuah peran.
Peran yang asalnya mati yang Cuma bisa dibaca dari sebuah scena rio, harus anda hidupkan layaknya manusia seutuhnya yang mempu nyai bentuk tubuh, gerakan, gerak-gerik, ekpresi wajah, vocal, piki ran serta perasaan.
Akting yang baik tidak akan dating begitu saja pada seorang actor, apalagi pada actor yang malas yang hanya menunggu kesempatan.
Akting yang baik dan prima akan menghampiri actor-aktor yang mau kerja keras, latihan dan disiplin, tidak ada kata ” nganggur “ bagi seorang aktor, karena setiap waktu luang akan dipergunakan untuk latihan,observasi, membaca, menonton atau mendiskusikan sesuatu yang berhubungan dengan seni peran.
Untuk menjadi seorang actor yang handal pastilah diperlukan modal, seorang Pelukis modalnya adalah cat, kuas dan kavas.
Modal seorang actor adalah seluruh perangkat yang ada pada tubuhnya yaitu pikiran, perasaan, vocal (suara) dan tubuhnya. Modal inilah yang harus kita latih secara terus tanpa berhenti.
PIKIRAN mencakup :
-  Konsentrasi,
-  Imajinasi,
-  Ingatan emosi,
-  Observasi pengamatan,
-  Motivasi,
-  Penafsiran scenario ; Peran
PERASAAN mencakup :
- Emosi,
- Penghayatan.
VOCAL mencakup : 
- Artikulasi
- Intonasi.
TUBUH mencakup :
-  Pemanasan,
-  Eksplorasi,
-  Singkronisasi.
Modal tersebut diatastidak akan berarti apa-apa, apabila anda tidak melatihnya secara terus menerus dan berkesinambungan. Untuk melatihnya tidak perlu waktu atau tempat yang khusus. Anda bias melakukannya dalam kehidupan sehari-hari,misalnya anda mau melatih :
KONSENTRASI : Bacalah berita disurat kabar atau menonton si netron di televise atau menonton film di bioskop kemudian cerita kanlah kembali secara rinci berita atau apa yang telah and abaca atau tonton tersebut, atau kalau kita sedang makan rasakanlah ma kanan yang dimakan, asinnya, manisnya, pedasnya dlsb, dan jangan makan sambil baca Koran karena konsentrasi anda akan terpecah antara rasa makanan dan berita di Koran.
IMAJINASI : Anda mungkin pernah melihat anak kecil main mobil – mobilan, atau main rumah-rumahan,mungkin anda sendiri pernah melakukannya, anak kecil itu sedang sedang menggunakan imajinasi nya !. Cobalah latih imajinasi anda dengan kegiatan yang disesuai kan dengan usia anda misalnya apa yang anda lakukan kalau anda menjadi bintang film terkenal, atau profesi lainnya.
INGATAN EMOSI : Ingatlah secara detail kejadian-kejadian yang telah anda alami, baik yang menyedihkan atau yang menye nangkan atau menjengkelkan/menyebalkan dlsb.
Mungkin anda pernah mengalami patah hati, cobalah ingat kembali apa yang pernah anda lakukan, katakan dan anda rasakan atau coba lah ingat wajah ibu/ayah anda apa yang anda rasakan.
OBSERVASI/PENGAMATAN : Salah satu tugas kita yang penting lainnya apabila anda ingin menjadi seorang actor adalah observasi
Sebagai seorang actor yang kerjanya memerankan berbagai macam karakter manusia tentunya observasi ini menjadi sangat penting.
Bagaimana kita bisa memerankan seorang tokoh terkena penyakit aids apabila anda sendiri tidak tahu seperti apa penyakit itu apabi la menyerang manusia. Observasi bias kita lakukan secara langsung dengan obyek yang akan kita amati maupun secara tidak langsung misalnya dengan membaca, menonton televisi atau menonton film tentang objek yang akan kita pelajari.
Observasi bias kita lakukan setiap harimulai dari lingkungan terde kat misalnya mengamati tukang sayur, Pengemis, tukang rokok atau tetangga yang konglomerat. Tegurdan ngobrolah dengan mereka, tanyalah berapa penghasilannya, anaknya berapa, bagaimana bias menghidupi keluarganya dengan penghasilannya.
Amatipula gerakannya, gerak-geriknya, cara dia berjalan, cara dia berpakian, cara bicaranya, dlsb.
Semakin banyak manusia yang anda amati akan semakin mudah anda memasuki sebuah peran, pergilah kerumah sakit dan duduklah di UGD, maka anda akan banyak sekali melihat berbagai macam karakter, ada yang menangis, ada yang histeris, ada yang Cuma be ngong, ada yang kebingungan, dlsb.
MOTIVASI : Setiap gerakan dari tubuh kita pastilah berawal dari motivasi, apabila lapar pasti anda akan bergerak/berjalan kedapur untuk mencari makanan yang bias dimakan, apabila sedang berjalan -jalan di Mall kemudian melihat baju yang anda senangi, pastilah anda akan mendekati baju tsb untuk menyentuh lalu mencobanya. Begitu juga jika anda membenci seseorang pastilah anda akan men jauhi orang itu.
Jadi setiap gerakan ataupun gerak gerik yang ada dalam adegan sebuah sinetron pastilah mempunyai motivasi.
PENAFSIRAN SCENARIO : Setelah mendapatkan scenario dari Sutradara janganlah langsung dihafal, tapi bacalah berulang-ulang sampai anda mengerti benar isi ceritanya, setelah itu bacalah adegan demi adegan sampai anda mengerti maksud dari adegan itu, tahap terahir baru menghafalnya.
Apabila anda tidak mengerti konsultasikan dengan sutradara, anda tidak usah malu bertanya pada sutradara karena sudah menjadi tu gas sutradara untuk membuat pemainnya mengerti apa yang akan di mainkannya. Bekerjasama / kerja kolektif adalh inti dari produk si sebuah sinetron.
EMOSI : Seorang aktor haruslah peka emosinya, setelah anda me mutuskan untuk menjadi seorang actor, sifat ” cuek ” atau sikap tidak perduli harus anda tinggalkan.
Mulai sekarang latihlah emosi anda setiap hari sehingga menjadi benar-benar peka. Bukankah kita akan memainkan berbagai macam emosi ?.
Cobalah rasakan apa yang dirasakan orang lain, misalnya ketika me lihat pengemis bagaimana kalau anda menjadi pengemis itu apa yang anda rasakan ?, atau anda melihat orang tua meninggal tertab rak bis kota, bagaimana kalau dia itu adalah orang tua anda ?
Emosi adalah inti dari acting, kalau anda berakting tanpa emosi anda akan seperti robot.
PENGHAYATAN : Adalah perpaduan dari kesemua unsure-unsur diatas, umpama semangkok bakso yang terbuat dari berbagai bum bu yang disatukan menjadi suatu hidangan yang lezat untuk dimakan, namun apabila bumbu tersebut ada yang kurang misalnya kurang garam, maka bakso tersebut akan terasa hambar.
Begitu juga dengan acting, apabila salah satu unsure diatas ada yang kurang maka acting anda akan kurang sempurna akan terlihat dibuat-buat, over acting atau datartanpa ekpresi.
Setelah kita membahas unsure-unsur ” dalam ” sekarang kita akan membahas unsure ” luar ” yaitu vocal dan tubuh kita mulai dengan :
VOKAL :
ARTIKULASI : Seorangaktor ketika berakting haruslah mempu nyai suara yang jelas terdengar agar bias menyampaikan pesan yang ada dalam scenario.
Kita sering melihat banyak pemain sinetron yang bicaranya terlalu cepat, tidak jelas, akhirnya penonton tidak mengerti apa yang di ucapkan si actor, kalau sudah begitu bersiaplah untuk tidak ada yang menonton, sia-sialah hasil kerja keras kita.
Untuk melatihnya bacalah buku atau surat kabar ucapkanlah per
lahan-lahan, lambat dan usahakan mengucapkan kata demi kata se cara jelas, jangan terlalu cepat temponya lambat saja yang penting terdengar dengan jelas sejelas-jelasnya, teruslah berlatih dan ja ngan ragu-ragu untuk membuka mulut anda.
INTONASI : Anda mungkin pernah menonton sinetron dimana salah satu aktornya bersuara datar monoton seperti robot, sangat membosankan !.
Itu disebabkan karena ketika si actor mengucapkan dialog tidak menggunakan emosi, hanya sekedar mengucapkan kalimat hafalan.
Ketika anda mengucapkan dialog, isilah dengan emosi sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam scenario.
Contohnya : Anda mengucapkan dialog dalam keadaan sedih tentu lah akan berbeda dengan keadaan gembira.
Unsur ” luar ” lainnya adalah TUBUH.
Tubuh anda harus diolah sedemikian rupa sehingga siap untuk me merankan tokoh apapun juga.
Kita sering melihat actor laga terlihat kaku ketika dia main dalam sinetron drama atau kita juga pernah melihat seorang actor  begitu kaku, begitu tidak enak dipandang karena bahunya selalu naik dua-duanya atau sebelah, dlsb.
PEMANASAN : Gerakanlah tubuh anda mulai dari ujung kaki sam pai ujung kepala sepertilazimnya pemanasan olahraga.
EKPLORASI : Gerakanlah tubuh anda sebebas bebasnya, carilah gerakan yang tidak biasa/yang jarang atau tidak pernah dilakukan.
SINKRONISASI GERAKAN DENGAN UCAPAN : Sinkronisasikan  antara ucapan dengan gerakan anda. Seringkali ki ta melihat seorang pemain terlalu banyak gerakannya sehingga ba nyak gerakan yang sia-sia tidak efisien atau sebaliknya banyak pe main yang terlalu sedikit gerakannya sehingga kaku seperti patung. Banyak juga pemain yang suka memasukan tangannya kedalam saku celananya atau selama adegan berlangsung tangannya hanya dilipat diatas dada tidak perduli adegannya sedang marah atau gembira.
Banyak sekali gerakan yang harus kita pilih,
contohnya : Seorang pemain sedang melakukan adegan marah, gera kan pemain itu bias memukul meja, meremas baju, bias mengatup kan graham, bias menjambak-jambak rambutnya sendiri, dlsb.
Anda harus memilih salah satu gerakan lalu memasukannya keda lam acting anda, sehingga menjadi sesuai antara gerakan dengan kalimat yang anda ucapkan.

 sekedar sharing ilmu...

copas..!!
http://3gplus.wordpress.com/2008/05/20/pengetahuan-dasar-akting/